Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sejarah Pondok Gede

Sejarah Bangunan-bangunan besar yang di sebut "Pondok Gede"

Kali molek adalah perbatasan Jakarta Timur dan Bekasi,dahulu kala ada sebuah bangunan-bangunan besar.Di perkirakan bangunan itu masih ada pada tahun 1992,sayangnya kini bangunan itu telah di bongkar dan di gantikan dengan Pusat pertokoan terbesar di Kecamatan Pondok Gede sampai sekarang.

Sejarah Bangunan di Pondok Gede,Sejarah Pondok Gede

Bangunan tersebut sebenarnya di lindungi undang-undang sejarah kepurbakalanaan.Tetapi atas dasar bisnis dan ambisi manusia bangunan besar atau "Pondok Gede" tersebut hanya tinggal kenangan sejarah.

Pada tahun 1775 ada seorang Pendeta bernama Johannes Hooyman,dia lah yang merencanakan pembangunan Pondok Gede.

Gedung ini sangat panjang dengan atap sangat besar. Lantai satu dibangun dalam gaya Indonesia terbuka dengan serambi pada ketiga sisinya (joglo). Sementara bagian depan yang bertingkat dua dibangun dengan gaya tertutup Belanda. Rumah kombinasi dua gaya ini, dulu sangat lazim pada rumah-rumah tuan tanah.

Dalam buku tempat bersejarah di Jakarta karangan Adolf Heuken,interior bangunan di Pondok Gede memiliki rasa seni yang tinggi.

Dapat di temukan pada plesteran di beberapa ruangan dan serambi,pada pintu dan kusen jendela yang di tambahkan hiasan.
Tahun 1800 seorang yahudi berketurunan Polandia yang kaya raya bernama Leendert Miero membeli tanah di Pondok Gede.Dan di makamkan di sana,tetapi ikut di bongkar dan di robohkan yang tak ada sisa.

Pada tahun 1988 telah di lakukan penelitian oleh tim survei arkeologi dari Dinas Museum Sejarah Jakarta tentang pemugaran di Pondok Gede yang banyak di kunjungi wisatawan mancanegara Austaralia dan Belanda.
Dari hasil survei tersebut di ketahui wilayah seluas 325 hektar yang pada mulanya merupakan perkebunan sereh yang beralih ke perkebunan karet oleh CV Handle.Kemudian pada tahun 1946 berpindah tangan kepada NV Paho Rado dan di beli oleh Inkopau ( TNI AU ).

Rencana tentang pembangunan pusat rekreasi dan perbelanjaan di areal Pondok Gede di ajukan oleh Inkopau kepada Gubernur DKI Jakarta pada tahun 1987.
Di dalam surat yang isinya tentang keinginan melestarikan taman rekreasi yang ada,tetapi untuk hal urusan bisnis dan uang yang dapat merubah segalanya bangunan tersebut malah berganti dengan pusat perbelanjaan.
Dan namanya masih di gunakan sampai sekarang yang menjadi penghubung Jakarta-Bekasi yaitu Jalan Raya Pondok Gede.

Kami Assyifa Teknik yang di besarkan di Pondok Gede dan bangga dengan daerah kami.

Sebagai wilayah tempat kami berjuang dan berkreasi hingga ujung akhir hayat.
Insha Allah Allohumma Aamiin

Demikianlah sedikit tulisan sejarah Pondok Gede yang kami muat pada postingan kali ini,yang merujuk dari berbagai nara sumber.

Mohon maaf jika ada kesalahan penulisan

Posting Komentar untuk "Sejarah Pondok Gede"